Monday, August 2, 2010

Menggenggam bingkisan hati yang terbelah

Ketangguhan yang kulihat sebelumnya
Kekuatan yang di pancarkan awalnya
kini melemah, dan akhirnya sirna
Bersama air mata yang membeku
Buat gundukan dan terbendung

Menjadi rakyat, ratuku sekarang
Peran yang ia mainkan di istana
Terlihat jelas kini dengan mata telanjang

Wajarkah ia sederajat sekarang?

Menatap seluruh wajah tak bersalah dan merasa kalah,
Menggenggam bingkisan hati yang terbelah

Satu hati iba
Dan memang itu nyatanya
Melihatnya jatuh, terseok penuh darah

Di balas senyum dingin di balik sebuah kepedihan
Sejenak …Lalu inti otak rusak
Seperti tiga per empat tahun kembali
Lalu menyingkir… pandangan kosong penuh harap

Hilang rindu lalu datang perpisahan
Tatapan akhir pertemuan yang di tunjukan

Sang ratu terdiam, tuk berikan kesempatan
Akhir pertemuan bukan kepada raja
Tapi pada semua yang memiliki memo
Sama dengan rakyat yang mengibainya

Berjalan perlahan..
Tuk menunggu sang raja mengantarnya ke pintu keabadian

bodhikabonsapi

No comments:

Post a Comment