Saturday, August 28, 2010

cerita untuk derita

tak mampu bersuara
seolah mati dan tak bernyawa
ku melihat dua buah garis menuju ke titik yang sama
bukan, bukan aku salah satunya

aku lebih dari sekedar pena,
ya, pena yang habis tintanya

bagai dalang yang iri pada kisah wayangnya
yang iri melihat seluruh isi kisah di dalamnya

dalang yang jatuh hati kepada sang wayang betina

kasihannya, tak ada dalam cerita

bercerita di balik bertumpuknya semua derita

waktunya dalang berfikir kacaukan cerita
untuk dapatkan hati sang wayang betina

walau tahu semua terlambat sepertinya


boodhikabonsapi

Friday, August 27, 2010

rusaknya boneka mimpi !

Nafsu lagi kali ini,
Ku melihatnya karena egoku yang menang,
Semua hal yang ku anggap harus aku miliki
memerah memanas ketika semua mahluk ciptaa-NYA itu mendekat,

Kejamnya, aku tlah bandingkan,
Mimpi dan lalu boneka rusak nyata,
Kedua nyawa yang tak jauh berbeda,
Berkali mereka mati,
Selalu ada yang hidup kembali
setelah ku sayat perlahan nadinya

sahabat, yang katanya selalu adapun tahu
satu bulan kurang lebih awal
tapi nyawa itu melayang
saling menendang…
berebut untuk jadi penyakit
di dalam rumah tak bertuan…


bodhikabonsapi

Monday, August 2, 2010

Menggenggam bingkisan hati yang terbelah

Ketangguhan yang kulihat sebelumnya
Kekuatan yang di pancarkan awalnya
kini melemah, dan akhirnya sirna
Bersama air mata yang membeku
Buat gundukan dan terbendung

Menjadi rakyat, ratuku sekarang
Peran yang ia mainkan di istana
Terlihat jelas kini dengan mata telanjang

Wajarkah ia sederajat sekarang?

Menatap seluruh wajah tak bersalah dan merasa kalah,
Menggenggam bingkisan hati yang terbelah

Satu hati iba
Dan memang itu nyatanya
Melihatnya jatuh, terseok penuh darah

Di balas senyum dingin di balik sebuah kepedihan
Sejenak …Lalu inti otak rusak
Seperti tiga per empat tahun kembali
Lalu menyingkir… pandangan kosong penuh harap

Hilang rindu lalu datang perpisahan
Tatapan akhir pertemuan yang di tunjukan

Sang ratu terdiam, tuk berikan kesempatan
Akhir pertemuan bukan kepada raja
Tapi pada semua yang memiliki memo
Sama dengan rakyat yang mengibainya

Berjalan perlahan..
Tuk menunggu sang raja mengantarnya ke pintu keabadian

bodhikabonsapi